Monday, June 18, 2012
Menembus Hati Citra
Aku duduk
bersandar dan aku merasa lemah sekali…., dan tidak tahu lagi harus berbuat apa
untuk membuktikan sebuah angan yang menjadi beban dalam kebisingan otakku, aku
tak tahu lagi bagaimana aku membuktikan apa yang kurasa pada dirimu, dirimu
bagaikan batu yang harus kutembus dengan tetesan air sedikit demi sedikit,…..
dan akankan dirimu mampu menerimaku apa adanya…… ?
Aku? Siapakah aku? Aku hanya anak dari tukang pijat keliling yang
penghasilannya 20.000 rupiah seharinya. Itupun jika ada. Jika tidak. Bisa-bisa
kami sekeluarga tidak makan seharian. Kerjakupun hanya sebagai kuli angkut. Sedangakn
dirinya, dia adalah ribuan warna dalam indahnya pelangi
bagiku.Citra. Anak pengusaha kaya di kota
ini. Cantik, jelita dan anggun. dan tak terbersit kekurangan darinya. Mungkin
aku hanya bermimpi untuk mendapatkan cintanya. Aku yang sedari SMP menmendam
rasa padanya. Hanya mampu menyimpan saja. Aku tak berani mengungkapkan. Aku
kalah oleh rasa takut. Takut ditolak olehmu. Dan akhirnya. Aku hanya menyimpan
rasaku sampai saat ini.
Saat SMA, kami pernah sekali sekelas. Namun, aku tetap tak berani
mengatakan rasaku pada Citra. Sesekali aku senang bisa sekelompok dengannya.
Bahkan aku kegirangan saat bisa kerumahnya untuk mengerjakan tugas Bahasa
Indonesia. Ketika itu aku bertemu dengan Mama dan Papanya. Aku memabayangkan
melamar Citra pada mama dan papanya. Tapi siapakah aku yang berani-beraninya
bermimpi setinggi itu. Ah… Mencintaimu pastilah sulit bagiku. Karena aku
hanyalah pungguk yang merindukan bulan. Bagaimana kata orang tuamu nanti, jika
aku benar melamarmu. Mereka pasti meremehkan aku. Mereka menganggap harta yang
paling penting.
Namun kali ini berbeda. Aku dengar bahwa Citra akan dilamar oleh Fahri.
Sahabatku. Namun nasib Fahri jauh lebih beruntung dibandingkan denganku. Dia
menjadi guru di salah satu sekolah ternama di kotaku. Dan aku, masih setia
memikul karung-karung beras di pundakku.
Ah… Andaikan saja
mencintaimu tidak memandang harta sebagai yang terpenting. Akan aku buktikan
cintaku dengan berapa banyak karung beras yang sudah kupikul seharian ini. Aku
bisa memikul 3 truk penuh karung beras tanpa istirahat. Hanya untuk Citra.
Tapi jika sudah begini,
aku tak tau harus berbuat apa. Citra akan dilamar oleh Fahri. Ah...
“Resa… melamun saja kamu.
Dengar-dengar, Citra akan dilamar oleh Fahri?” Teguran Pak Paijo membuyarkan
lamunanku.
“Eh. Iya pak. Tak taulah
aku harus bagaimana.”Jawabku sekenaya.
“Lamar dia saja duluan Sa.
Tentu kamu punya uang tabunganmu untuk Citra itu kan? Yang tempo hari kau
ceritakan padaku itu.” Kata pak Paijo.
“Benar juga Pak. Tapi aku
tak yakin jika begini pak.”
“Sudahlah, aku mendukungku
Sa.”
Tapi akhirnya aku nekat juga. Pagi itu aku nekat kerumah
Citra untuk melamarnya. Aku telah menghabiskan seluruh uang tabunganku untuk
membelikan Citra cincin. 300.000 tabungnku, tak tersisa lagi. Padahal bapak
sedang sakit dirumah. Tapi aku sudah nekat dan tak mau kehilangan Citra.
Pagi itu aku meminjam
pakaian milik bapak. Bapak bilang ini baju bapak waktu pulang melamar emak
dulu. Kemeja putih yang usang, yang jika dilihat lagi sudah berupa seonggok
kain lap putih yang sengaja masih disimpan rapi oleh pemiliknya. Celanapun juga
sudah butut. Aku tak punya pilihan lain lagli. Terpaksa aku memakainya. Dan
sesesgera mungkin menuju rumah Citra.
Sesampainya disana aku
melihat mobil Fahri.
Hatiku langsung mencelos melihatnya. Aku berniat langsung pulang. Tapi Citra melihatku, lalu memanggilku untuk sekedar mampir menjadi saksi lamaran Fahri pada Citra. Sesampainya didalam ternyata kedua keluarga ini sudah merencanakan tentang pernikahan mereka berdua. Aku dipandang rendah oleh mereka, tentu karena bajuku. Lemas aku rasanya. Aku hanya diam, terluka sendiri. Namun sungguh aku tak sanggup berbesar hati. Menerima kecewa dalam pikiran sunyi. Kakiku lemas. Mataku panas. Lidahku kelu. Ingin aku bunuh Fahri dan mencabiknya. Karena dia telah merebut Citra dariku. Aku bagaikan tertelan ribuan warna dalam indahnya pelangiku, pelangiku Citra.
Hatiku langsung mencelos melihatnya. Aku berniat langsung pulang. Tapi Citra melihatku, lalu memanggilku untuk sekedar mampir menjadi saksi lamaran Fahri pada Citra. Sesampainya didalam ternyata kedua keluarga ini sudah merencanakan tentang pernikahan mereka berdua. Aku dipandang rendah oleh mereka, tentu karena bajuku. Lemas aku rasanya. Aku hanya diam, terluka sendiri. Namun sungguh aku tak sanggup berbesar hati. Menerima kecewa dalam pikiran sunyi. Kakiku lemas. Mataku panas. Lidahku kelu. Ingin aku bunuh Fahri dan mencabiknya. Karena dia telah merebut Citra dariku. Aku bagaikan tertelan ribuan warna dalam indahnya pelangiku, pelangiku Citra.
Sepulangnya dari rumah Citra, aku berjalan
terhuyung. Cemoohan itu, lamaran Fahri. ah…
Aku sudah tak ada harapan
lagi bersama Citra. Jangankan hanya untuk bersama, untuk mengungkap rasa saja
tidak tercapai.
Sesampai dirumah kuambil
pisau berkarat. Ku iris-iris pergelangan tanganku. Sakit, perih, sedetik
kemudian aku tersungkur ke tanah. Darah kian mengucur deras. Beberapa menit
berlalu, Namun aku tak kunjung menghembuskan nafas terakhirku. Apa karena pisau
orang miskin ini? Pisau berkarat milik emak. Ah… akhirnya aku ambil garpu. Aku
tusuk-tusukkan pada pergelanganku tadi.
Seperih rasa cintaku pada Citra. Sesakit cemoohan mereka yang tadi
kurasakan. Setelah lemas. Aku pasrah. Mungkin juga aku sudah siap menghadapi
liang tanpa celah, dengan Tanya marrobbuka
malaikat sang pencipta. Yang kupikir sekarang Citra, Citra, dan Citra.
------------
Tak tau berapa lama aku
terbaring. Namun rasaku tak memakai apa-apa. Baju seba putihku, dan tali simpul
diatas kepalaku. Lantunan yasin. Dan rasa perih. Aku sontak ketakutan, aku
berteriak. Bangun dari tempat tidurku. Orang-orangpun berlarian dari rumah.
Hanya tersisa Bapak dan Pak Paijo. Yang sedetik kemudian pak Paijo pingsan.
Aku mati suri. Namun yang
aku pikirkan sekarang hanyalah Citra, Citra dan Citra.
Karya: Kurnia Siptana
Labels:
Story
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Blog Archive
-
2012
(32)
-
June(23)
- There He Also...
- salty person
- It is Time For Love
- Still stronger with distance? I hope not
- About Rain... About Us...
- Menembus Hati Citra
- Foto-Foto Cantik dan Terbaru Yuri SNSD
- Tiffany membuat kesalahan lucu di music core, tida...
- Yoona kencan dengan Seo in Gook di stadion baseball
- Selca Jessica dan Hyohyeon yang lucu di back stage...
- Gaya Rambut Kepang
- Cantiknya SNSD di iklan parfum GIRL
- Tips Agar Tidak Ketinggalan Fashion terbaru
- Gaya Rambut untuk wanita sibuk/karir
- Krystal f(x) kembali dikecam karena prilaku yang b...
- Tiffany dan Jessica Bingung Pilih Tonton Serial Yu...
- Foto-foto SNSD di video klip paparazzi
- Tata Rambut ala Korea
- 'Paparazzi' dirilis dalam 2 versi
- SNSD Jadi Manga Terpopuler di Jepang
- Girlband Korea tertinggi hingga terendah
- Yuri SNSD terpilih sebagai member terseksi
- Diary Cinta 17 Pelangi
- May(9)
-
June(23)
0 comments:
Post a Comment